Teori - Teori Masuknya Islam dan Penyebarannya di Indonesia
Yoogggsss Welcome Back, Welcome Back...
Makasih nih buat para reader setia yang terus ngikutin nih blog. Makasih juga buat faktor pendorong utama yang tetep support Sang Empu-nya blog bisa terus berkarya. Key skip aja, langsung ke topik bahasan.
Indonesia kan negara dengan penduduk beragama islam terbanyak di dunia. Pasti banyak yang bertanya-tanya kok bisa sih? Islam masuk kesini kek gimana? Ternyata, masuknya islam ke Indonesia diusung oleh beberapa teori. Diantaranya:
Makasih nih buat para reader setia yang terus ngikutin nih blog. Makasih juga buat faktor pendorong utama yang tetep support Sang Empu-nya blog bisa terus berkarya. Key skip aja, langsung ke topik bahasan.
Indonesia kan negara dengan penduduk beragama islam terbanyak di dunia. Pasti banyak yang bertanya-tanya kok bisa sih? Islam masuk kesini kek gimana? Ternyata, masuknya islam ke Indonesia diusung oleh beberapa teori. Diantaranya:
1. Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah teori yang
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia berasal dari Gujarat, India. Teori
ini dicetuskan oleh Snouck Hurgronje dan
J.Pijnapel. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke
13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat
Nusantara dengan para pedagang Gujarat yang datang.
Teori ini didukung oleh beberapa bukti, di antaranya batu
nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Islam
Gujarat, catatan Marcopolo, serta adanya warna tasawuf pada aliran Islam yang
berkembang di Indonesia.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.
2. Teori Persia
Umar
Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus pendukung teori
Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi
adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia.
Teori
ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan budaya
Islam Persia dan Islam Nusantara, kesamaan ajaran Sufi, penggunaan istilah persia untuk
mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta
bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.
Teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah dan tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
Teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah dan tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.
3. Teori Arab
atau Teori Makkah
Teori Arab atau Teori Makkah
menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke 7
Masehi. Islam dibawa para musafir Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan
Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold,
dan Buya Hamka.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.
Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.
Nah, jadi gitu gengs. Selain masuk Islam juga menyebar di Indonesia. Penyebarannya pun juga dari berbagai sarana/saluran. Diantaranya :
a. Perdagangan
Pada tahap awal, saluran yang
digunakan untuk mengenalkan islam adalah kegiatan perdagangan. Hal ini bisa
diketahui dari adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke 7 M hingga
abad ke 16 M. Kegiatan perdagangan ini banyak melibatkan bangsa-bangsa dari
berbagai belahan dunia, termasuk bangsa arab, india, persia, cina dan
lain-lain.
b. Perkawinan
Dilihat dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki
status sosial dan ekonomi yang lebih baik dari kebanyakan penduduk pribumi. Hal
ini menyebabkan banyak penduduk pribumi, terutama para wanita, yang tertarik
dan mau menjadi istri para saudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan hukum
islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus masuk islam terlebih dahulu.
Dengan proses perkawinan inilah banyak wanita pribumi yang
masuk islam, kemudian membentuk komunitas muslim dan komunitas ini semakin
berkembang sehingga makin banyak penduduk pribumi nusantara yang masuk islam.
c. Pendidikan
Proses Islamisasi di Indonesia juga
dilakukan melalui media pendidikan, banyak para ulama yang mendirikan
lembaga pendidikan islam, berupa pesantren.
Melalui pesantren inilah, banyak penduduk pribumi yang masuk
islam. Selepas menguasai ilmu keislaman, kemudian mereka kembali ke kampung
halamannya masing-masing dan mengajarkan islam disana.
d.
Tasawuf
Jalur lain yang tidak kalah pentingnya dalam proses
islamisasi di indonesia adalah tasawuf. Salah satu sifat khas dari ajaran ini
adalah mengakomodasi terhadap budaya loka, sehingga banyak menyebabkan banyak
masyarakat indonesia yang tertarik menerima ajaran tersebut.
Dengan tasawuf, bentuk islam yang diajarkan kepada
para penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya beragama hindu, sehingga ajaran islam dapat dengan mudah diterima
oleh mereka.
e.
Kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling
terkenal adalah wayang. Proses islamisasi melalui kesenian ini dilakukan salah
satunya adalah oleh Sunan Kalijaga. Selain wayang, media yang dipergunakan
dalam penyebaran islam di indonesia adalah seni bangunan, seni pahat, seni
tari, seni musik dan seni sastra.
f.
Politik
Di daerah maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan
rakyat masuk islam setelah rajanya masuk islam terlebih dahulu. Pengaruh
politik raja sangat membantu tersebarnya islam di wilayah ini. Jalur politik
juga ditempuh ketika kerajaan islam menaklukan kerajaan non islam, baik di
sumatera, jawa, atau indonesia bagian timur.
Naaah begitulah cara-cara islam menyebar di nusantara, kita mesti bersyukur gengs karena kita telah menikmati ajaran-ajaran yang telah disebarkan oleh nenek moyang kita. Jadi udah dulu yaa, tetep stay di blog ini karena masih akan banyak postingan postingan keren yang bakal menambah wawasan kalian. Ane juga minta maaf kalo ada kesalahan kata. Sampai jumpa di postingan selanjutnya...
(Sumber : ipsmudah.com , pengayaan.com)
Komentar
Posting Komentar